Oleh : Muhammad Misbachul Munir, S.Pt.,MM.
Tanggal : 5 Mei 2015
Tulisan ditujukan kepada pemula dalam pengelolaan
kandang tertutup. Sebagian pengalaman
penulis dalam menangani operasional ventlasi kandang tertutup dituangkan di
dalam Blog ini.
Diharapkan segala kesulitan yang pernah dihadapi
penulis ketika mengelola kandang tertutup serta kesulitan memahami dan
menggabungkan antar teori pengelolaan ventilasi kandang tertutup yang diberikan
oleh tentor satu dan tentor yang lainnya tidak terjadi lagi terhadap para
pembaca.
Belajar ventilasi pada kandang tertutup mirip
seperti belajar program aplikasi komputer (MS office), yaitu belajar teori
sambil menerapkannya adalah langkah terbaik.
Jika ingin segera memahami kandang tertutup
seyoyanya para pengelola harus menyediakan waktu untuk melakukan pengamatan
sendiri, bisa 24 jam, berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan
bulan. Menguji setiap pemikiran yang
didasari oleh pemahaman yang cukup merupakan hal yang sangat penting.
Dengan memahami tulisan ini, digabung dengan latihan disertai pengamatan-pengamatan lapangan yang baik, maka para pembaca akan
lebih mudah untuk mengembangkan
pengetahuannya atas operasional kandang tertutup.
COGITO ERGO SUM
(Saya berfikir oleh karenanya saya ada)
Terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi
penjelasan panjang lebar mengenai operasional ventilasi kandang tertutup. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat seperti yang
diharapkan sewaktu ditulis.
PENDAHULUAN
Menurut sebagian praktisi, close house atau kandang tertutup merupakan
sesuatu yang exclusif. Dulu penulispun
merasakan hal yang sama. Mengapa
demikian ?. Karena kurang pahamnya penulis mengenai prinsip –prinsip dasar
operasional close house.
Jika didalami, ke-exclusifan close house sebenarnya terlu berlebihan. Pada
dasarnya clouse house sama saja dengan open house. Hanya kebiasaan open house yang tidak
memikirkan tentang iklim secara menyeluruh, maka begitu mengoperasikan clouse
house agak kagok. Jika hal ini berlanjut maka tentu akan menimbulkan efek
negatif terhadap pertumbuhan dan produktifitas ayam.
Untuk menghindari konotasi berlebihan, marilah kita tidak lagi menggunakan
istilah close house tatapi mulai sekarang kita sebut kandang tertutup saja.
Perhatikan simulasi sederhana kandang tertutup dibawah ini :
Dari simulasi tersebut kita dapat melihat beberapa hal :
a). Dalam kandang = ada ayam, feses, air, angin
b). Luar kandang = ada masuknya angin dan keluarnya angin serta adanya sinar dan radiasi
matahari
c). Cooling
pad yang biasanya mengandung air
Kondisi tersebut mengingatkan kita pada ilmu-ilmu dasar, yaitu : Biologi,
Fisika, dan Kimia. Ilmu lain yang tidak
boleh ketinggalan adalah ilmu Tingkah laku ternak.
Terkait dengan hal ini, jika ingin berhasil dalam pengelolaan ayam dalam
kandang tertutup, maka pasti kita tidak hanya harus menguasai management
pemeliharaan ayam saja tetapi juga harus menguasai beberapa ilmu dasar yang
terkait.
BAB I
LINGKUNGAN AYAM
Sebelum mempelajari kandang tertutup, marilah kita pahami terlebih dahulu lingkungan yang
cocok untuk kehidupan ayam.
Lingkungan ideal bagi pertumbuhan dan produkstifitas ayam adalah suhu dan kelembababan yang tepat. Banyak pakar yang menyampaikan terkait suhu dan kelembaban ideal bagi ayam. Salah satunya adalah Keith J. Rosario, yang menyarankan agar suhu efektif pada kisaran 200C – 270C dengan kembaban di bawah 50%. Menurut Chavalchini, Cerolini, Mariani (1990), suhu lingkungan untuk dapat mempertahankan suhu tubuh ayam tetap setabil adalah 260C – 270C.
Namun berdasarkan pengalaman penulis, suhu dan kelembaban ideal bagi ayam adalah disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan ayam. Misalnya, suhu ketika periode brooding yang digambarkan sebagai berkut :
Contoh lain, suhu lingkungan ketika periode bertelur menurut penulis antara 180C - 200C (dalam pengertian suhu efektif bukan suhu terbaca). Untuk memperjelas hal ini pera pembaca dapat melihat blog saya yang berjudul :
Namun semuanya itu, muaranya adalah suhu rectal harus dalam keadaan normal, yaitu : 40,5 ºC (rendah) dan 41,5 ºC (tinggi). Perhatkan blog saya yang lain :
Contoh lain, suhu lingkungan ketika periode bertelur menurut penulis antara 180C - 200C (dalam pengertian suhu efektif bukan suhu terbaca). Untuk memperjelas hal ini pera pembaca dapat melihat blog saya yang berjudul :
Namun semuanya itu, muaranya adalah suhu rectal harus dalam keadaan normal, yaitu : 40,5 ºC (rendah) dan 41,5 ºC (tinggi). Perhatkan blog saya yang lain :
Selain lingkungan ideal, ayam juga membutuhkan udara segar untuk bernafas,
pakan dan air minum untuk hidup, pertumbuhan dan produksi, serta pemanas yang
dibutuhkan semasa brooding. Ayam juga akan mengeluarkan feses, gas buang berupa H2O dan CO2
serta panas metabolik. Pemanas/Brooder
membutuhkan Oksigen untuk pembakaran dan menyisakan CO2 gas. Feses dan air yang disekresikan oleh ayam akan ditampung oleh litter,
kemudian mengalami penguraian oleh bakteri pengurai menjadi amoniak dan H2O. Seluruh rangkaian proses ini terjadi dalam
satu ruangan tertutup. Ketidak normalan supaly oksigen dapat menimbulkan bebagai masalah penyakit metabolik, seperti Acites, Prolapsus dan penyakit infeksius lain sebagai ikutan seperti Enterities, IB, CRD dan lainnya. Perhatikan Blog saya lainnya :
- 1. AYAM MODERN
- 6. BAGAIMANA MENCIPTAKAN PROSES NORMAL METABOLISME AY...
- 7. ACITES PADA AYAM
- 8. NECROTIC ENTERITIS PADA AYAM
Untuk itu perlu dipkirkan suplay udara agar kebutuhan udara untuk metabolisme ayam dan pembakaran untuk pemanas dapat berjalan sempurna. Selain itu, perlu dipikirkan pengeluaran gas buang dari dalam kandang agar tidak mengganggu proses kehidupan ayam.
Pada saat memasukkan udara dalam kandang, kita dihadapkan pada suhu dan
kelembaban alam sekitar. Demikian juga
pada saat pengeluaran gas buang, kita dihadapkan pada berapa volume gas buang
yang harus dibuang. Radiasi panas sinar matahari dan panas yang dihasilkan oleh lampu
penerangan dalam kandang merupakan tantangan tersendiri yang harus
diperhitungkan.
Seluruh tantangan tersebut harus dipikirkan oleh pengelola kandang
tertutup agar dalam pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan baik tanpa menimbulkan masalah berikutnya.
BAB II
KONSEP VENTILASI
DAN EVAPORATING COOLING
A.
KONSEP VENTILASI
•
Pertama
:
Berapa kebutuhan udara segar?. Kebutuhan udara
harus disesuaikan dengan beban kandang. Beban kandang yang dimaksud adalah kebutuhan
volume udara per-jam yang dibutuhkan
ayam berdasarkan total bobot badan. Umumnya menggunakan satuan m3/jam
atau dengan satuan CFM (cequare feet per-menit).
•
Kedua
:
Kebutuhan udara untuk memindahkan gas buang dan
udara panas. Pemindahan udara ini dikenal dengan istilah Exchange Rate.
Exchange rate normal adalah 60 detik, dan yang terbaik adalah 45
detik.
•
Ketiga
:
Kebutuhan udara berefek pada kecepatan udara dalam
kandang. Dengan satuan m/s atau
fpm (feet per-menit).
Kecepatan angin akan berpengaruh pada whind chill effeck.
•
Keempat
:
Whind chill effect merupakan istilah terkait suhu efektif.
·
Kelima
:
Kebutuhan udara yang dikenal saat ini adalah
kebutuhan udara minimal. Kebutuhan udara
minimal ini sesuai dengan petunjuk produsen strain bersangkutan. Contoh :
–
Hubbard Flex = 8m3/Kg/jam
–
Cobb = 6m3/Kg/jam
–
ISA Brown = 4m3/Kg/jam
B.
KONSEP EVAPORATING COOLING
•
Pertama
:
Evaporating cooling sistem hanya bertujuan untuk
menurunkan suhu dalam kandang. Tetapi memiliki resiko minimbulkan kenaikan
kelembababan dan dapat membentuk titik titik air pada litter (moisture).
•
Kedua
:
Setiap penurunan suhu 10C dengan
menggunakan evaporating cooling sistem akan meningkatkan 5% kelembaban.
•
Ketiga
:
Kelembaban (%) ditambah suhu dalam satuan
(Fahrenhaid) akan membentuk Heat Indek (HI).
HI >160 akan menimbulkan stress, dan HI >180 akan menimbulkan
kematian. Perhatikan tabel beriktu (sumber : Presentasi Gemilang Citra Indo, Januari 2005) :
BAB III
BEBAN KANDANG DAN
KEBUTUHAN UDARA MINIMUM KANDANG TERTUTUP
Setelah memahami lingkungan ayam pada kandang tertutup dan konsep ventilasi
serta cooling sistem-nya, maka kita akan melangkah maju ke hal berikutnya.
Apa itu beban kandang dalam kaitannya dengan kebutuhan udara segar?. Beban kandang yang dimaksud dalam hal ini
adalah total udara minimum yang dibutuhkan untuk mensuport sejumlah berat total
ayam yang ditanggung oleh kandang bersangkutan.
Untuk memahami hal tersbut, sebaiknya kita mulai latihan dengan menghitung
kebutuhan udara minimum untuk beban maksimum.
Jadi kita ambil jumlah ayam terbanyak dengan bobot badan tertinggi untuk
standart bobot badan strain terkait.
Sebagai contoh :
–
Strain Flex
–
Jumlah ayam total
betina dan jantan 7.700 + 770 = 8.470
ekor
–
Bobot badan
rata-rata 2,49 Kg/ekor
Maka total bobot badan yang ditanggung oleh kandang tersebut adalah : 21.090,3 Kg
Selanjutnya, berapa kebutuhan udara segar minimum?. Kebutuhan udara segar minimum
untuk kandang clouse selalu terkait dengan dua hal : 1). Beban kandang, dan 2). Kebutuhan udara minimum per-KgBB Per-Jam.
Kebutuhan udara minimum bergantung pada strain bersangkutan, misalnya :
–
Hubbard Flex = 8m3/Kg/jam
–
Cobb = 6m3/Kg/jam
–
ISA Brown = 4m3/Kg/jam
Apabila kita ingin mengetahui berapa kebutuhan udara minimum dari ayam
tersebut di atas. Maka perhitungannya
adalah :
-
8 m3/KgBw/Jam
x 21.090,3 KgBw = 168.722,4 m3/Jam, atau
-
4,709 ft3/KgBw/menit
x 21.090,3 = 99.314,22 ft3/menit (CFM)
Jadi kebutuhan udara segar minimum kandang bersangkutan adalah :
168.722,4 m3/Jam atau 99.314,22 CFM.
BAB IV
SUPLAY UDARA SESUAI
KEBUTUHAN BEBAN KANDANG
Jika kita telah memahami kebutuhan udara minimum sesuai beban kandang yang
ditanggung, maka kita dapat melajutkan pelajaran berikutnya. Yaitu menghitung suplay udara yang
diperlukan.
Dalam hal ini pembahasan tetap pada posisi kebutuhan udara minimum pada
beban kandang maksimum.
Langkah-langkahnya adalah :
1. Pertama :
Perhatikan luas penampang kandang (lebar x tinggi
rata-rata kandang).
•
Misalnya :
lebar 14 m x tinggi rata-rata 2,5 m
• Luas
penampang menjadi = 35 meter2.
2. Kedua :
Berapa kecepatan maksimum yang dapat dicapai jika
seluruh kipas dinyalakan.
• Misalnya dari
hasil observasi kecepatan angin kandang dalam satu garis penampang didapatkan
data sebagai berikut (satuam m/s) :
•
Jika dihitung
rata-ratanya didapatkan hasil 2,5 m/s
3. Ketiga :
Kalikan luas penampang dengan kecepatan angin
maksimum yang dicapai
•
Yaitu : 35 m2
x 2,5 m/s = 87,5 m3/s,
•
Jika diubah menjadi
per-jam, maka perhitungannya adalah :
85,7 m3/s x 3.600 s = 308.520 m3/jam atau 181.615,44
CFM
4. Keempat :
Bandingkan kemampuan ventilasi untuk mensuplay udara
maksimum dalam kandang dengan kebutuhan udara kandang.
Hasilnmya adalah :
• 168.722,4
m3/Jam (lihat Bab III) < 308.520 m3/jam
• Artinya =
kemampuan maksimum ventilasi kandang untuk mensupaly udara segar minimal adalah
lebih besar dibandingkan kebutuhannya.
BAB V
PEMAHAMAN KECEPATAN
ANGIN TERHADAP WIND CHILL EFFECT DAN EXCHANGE RATE
Sebelum membahas kebutuhan kipas, ada baiknya kita lompat kepada pemahaman
kecepatan angin terkait dengan Wind Chill Effect dan Exchange Rate.
A.
Wind
Chill Effect
Setiap pergerakan angin pada kelembaban tertentu
akan memberikan perbedaan antara suhu efektif yang dirasakan ayam dan suhu
terbaca. Sebagai contoh, “Jika pada
siang hari terik matahari begitu menyengat, ada dua orang berdiri dilapangan
dimana seorang (“A”) mendapat hembusan angin dengan kecepatan 2m/s dan yang
seorang lagi (“B” ) tidak mendapatkan hembusan angin, maka si “A” akan merasa
lebih sejuk dibandingkan si “B” meskipun termometer menunjukkan suhu yang sama. Keadaan lebih sejuk yang dialami oleh “A”
ini disebut dengan wind chill effect.
Wind Chill effect secara sederhana dapat disampaikan sebagai berikut :
Dengan memperhatikan tabel tersebut, kita tinggal
mengurangi suhu terbaca dengan konstanta yang berada pada tabel tersebut di
atas.
Jadi pergerakan udara dengan kecepatan tertentu
akan membantu membebaskan beban panas tubuh ayam, lihat ilustrasi di bawah ini
:
Kecepatan angin ternyata akan memberikan efek yang
berbeda pada kelembaban yang berbeda
(Management Guide Cobb 1985).
Merujuk pada management guide tersebut kita dapat menentukan suhu
efektif dari variable suhu, kelembaban dan kecepatan angin dengan
menggunakan persamaan regresi sebagai berikut :
Suhu Efektif = (4,2059-0,0818)
+ ((0,72089-0,02468)*T0C +
((0,082386-0,006013)*RH%) +
((-3,8936-0,1359)*V m/s ))
Dengan demikian dapat dimengerti, bahwa jika
berhadapan dengan suhu maka kita harus berfikir wind chill effect.
B.
Exchange
Rate
Exchang rate adalah jumlah waktu yang diperlukan
untuk memindahkan seluruh volume udara dalam sekali pindah.
Berikut adalah ilustrasi perpindahan udara dalam bentuk gas buang (balok warna merah transparan) dari sejumlah
udara dalam balok warna kuning :
Perpindahan udara paling cepat terjadi pada
kecepatan angin yang lebih tinggi, dengan syarat volume udara yang dipindah
adalah sama.
Secara matematis Exchange rate = Volume Ruangan :
Jumlah Suplay Udara
Misalnya :
Clouse house dengan ukuran :
-
Lebar 14
meter
-
Tinggi 2,5
meter
-
Panjang 120
meter
-
Kecepatan
angin rata-rata hasil observasi 2,5 m/s
Exchange ratenya adalah :
•
Suplay udara = 2,5 meter x 14 meter x 2,5 m/s = 87,5 m3/s,
Jika diubah menjadi per-jam, maka perhitungannya
adalah : 85,7 m3/s x 3.600 s = 308.520
m3/jam
•
Volume
kandang = 2,5 meter x 14 meter x 120 meter = 4.200 m3
•
Exchange rate
= 4.200 m3 / 308.520 m3/jam
= 0,0136134 jam
= 49 detik
Perhitungan Exchange Rate sangat terkait dengan
perpindahan gas buang dalam kandang dan kecepatan masuknya suplay udara segar
ke dalam kandang.
Jadi jika berhadapan dengan semua gas buang dalam
kandang clouse dan atau suplay oksigen, maka kita harus berfikir exchange rate.
BAB VI
MENENTUKAN JUMLAH KIPAS
Dari seluruh rangkaian yang telah kita pelajari dari Bab I sampai Bab III, maka
sampailah kepada pelajaran berikutnya, yaitu : bagaimana kita mengambil
keputusan untuk mengoperasikan kipas pada sistim ventilasi kandang tertutup.
·
Pertama : Observasi kapasitas kipas
1.
Hidupkan satu
kipas, kemudian catat hasil observasi :
a.
Kecepatan angin dalam kandang pada posisi kanan, tengah dan kiri pada
ketinggian 40 cm dan 120 cm, dengan satuan m/s.
b.
Kecepatan angin tepat di depan kipas (diukur dari dalam kandang). Pengukuran dilakukan pada 9 titik, dengan
satuan ft/menit.
c.
Kecepatan angin yang melalui pad (ukur cooling pad dari luar kandang dengan posisi
alat menempel pada permukaan pad).
Pengukuran dilakukan minimal 8 titik dengan satuan m/s.
d.
Ukur kecepatan angin pada in-let (biasanya in-let berjarak minimal 0,5 meter dari
pad) dengan satuan m/s. Sampel minimal 8
titik.
Hasil pengukuran dihitung rata-rata, dan CV% - nya.
2. Dengan cara
yang sama, hidupkan dua kipas, tiga kipas dan seterusnya. Catat hasilnya.
3.
Selanjutnya
hasil perhitungan dimasukkan pada tabel.
Contohnya sebagai berikut :
Data yang
dimasukkan pada tabel tersebut adalah data yang telah memiliki CV di bawah 20%. Jika belum mendapatkan CV di bawah 20%, maka posisi kipas yang hidup harus diubah atau posisi nest (jika ada) diubah atau apa
saja yang mampu untuk menciptakan kecepatan angin dengan CV% di bawah 20%.
Nah, dengan selesainya observasi tersebut kita
telah memiliki standart kecepatan angin untuk kandang tertentu berdasarkan
jumlah kipas yang hidup.
Lanjutkan langkah berikut. Cari kapasitas kipas sesunggunya, yaitu
dengan cara mengalikan kecepatan angin dengan luas penampang serta 3.600.
Misalnya lebar kandang 14 meter dan tinggi rata-rata kandang 2,5 meter,
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Jadikan
tabel tersebut sebagai pedoman baku untuk kandang yang telah diobservasi. Penyimpangan dari tabel baku berarti ada
penyimpangan yang harus segera diatasi.
Untuk
itu, observasi seyogyanya dilakukan sebelum kandang diisi dan seluruh sistim
ventilasi dalam keadaan yang normal.
Ketidak normalan ditandai dengan CV di atas 20%.
·
Kedua : Tentukan kebutuhan udara minimum
berdasarkan beban kandang
- Ingat Bab
III.
- Contoh :
Misalnya kita memiliki data sebagai berikut :
Berapa kipas yang akan digunakan ?
Kita tidak boleh tergesa-gesa menggunakan data
tersebut, tetapi harus memiliki data riil yang akurat untuk menentukan jumlah
kipas yang dimaksud.
Sebagai contoh :”ternyata bobot badan jantan dan
betina umur 9 minggu yang ada tidaklah standart, tetapi+5% di atas standart”. Jadi data berubah menjadi
sebagai berikut :
Untuk
perhitungan tidak lagi menggunakan dasar umur 9 minggu tetapi umur 10
minggu. Nah jadi perhitungannya adalah
sebagai berikut :
-
11.702 Kg x 8 m3/KgBB/Jam = 93.618 m3/jam
-
Jadi kebutuhan udaranya adalah 93.618 m3/jam.
-
Kemudian perhatikan tabel hasil obeservasi yang pernah
dibuat sebelumnya
Dari data ini dapat ditentukan perkiraan jumlah
kipas yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan udara minimum, yaitu 3 kipas
(kipas 2-4-7 dihidupkan).
Sampai disini kita telah mampu menentukan jumlah
kipas untuk suplay kebutuhan udara minimum.
·
Ketiga : Periksa winchil effeck yang tercipta dari kecepatan angin yang ada
- Untuk
memeriksanya, kita dapat menggunakan tabel sederha yang pernah kita pelajari
sebelumnya :
-
Melihat data
bahwa jumlah 3 kipas akan mampu menciptakan angin dalam kandang sebesar
1 m/s,
maka whind child effect yang diciptakan adalah sebesar 1,30C.
-
Jadi kipas
akan mampu bekerja pada 300C + -1,30C
= 31,30C.
- Tetapi kita
tahu bahwa suhu efektif dipengaruhi oleh : 1). variable kelembaban udara dan 2).
Variable kecepatan angin.
Coba kita hitung dengan sungguh-sungguh. Gunakan persamaan regresi yang pernah dibahas
pada bab sebelumnya. Dengan menerapkan formula itu masukkan ke dalam Exell untuk memilih berbagai opsi yang mungkin. Hasilnya adalah seperti contoh sebagai berikut :
Memperhatikan
data tersebut terlihat bahwa kipas
operasi 3 buah masih mampu menciptakan
suhu efektif di bawah 300C (ring RH% 69 – 90).
Mana yang tepat ?.
Untuk itu pertimbangkan HI (Ingat bab sebelumnya)
·
Keempat : Hitung Exchang Rate
- Seluruh gas
buang harus dikeluarkan dari kandang dalam waktu yang cepat agar tidak
mengganggu
kehidupan ayam.
- H2O
gas pembentuk kelembaban juga harus segera dibuang, demikian juga CO2 dan
NH3
gas.
- Hitunglah
Exchange Rate untuk mengakomodasi permasalah tersebut.
- Di Bab VI ini
kita telah memiliki data :
o
Lebar kandang
= 14
meter
o
Tinggi
rata-rata penampang kandang = 2,5 meter
o
Panjang
kandang =
120 meter
o
Jadi volume
kandang adalah = 4.200 m3
o
Jumlah kipas
yang digunakan = 3
buah
o
Kecepatan
angin yang tercipta = 1
m/s
o
Jadi suplay udara
adalah
1 m/s x 2,5 m x 14 m x 3.600 = 126.000 m3/jam
Jadi suplay udara adalah = 126.000 m3/jam
-
Exchange
rate-nya adalah :
(4.200 m3 : 126.000 m3/jam) x 3.600 = 120 detik.
Dari pelajaran sebelumnya dijelaskan bahwa
Exchange rate yang baik adalah 60 detik.
Karena exchange rate hitung adalah 120 detik, berarti ada udara yang
masih berhenti 60 detik. Jika hal ini
berlangsung selama 1 jam, berarti ada udara tertahan sebanyak :
3.600 detik : 60 detik = 60 kali lipat udara kotor
yang tertahan dalam kandang.
Bagaimana menghindari tumpukan gas buang dalam
kandang tanpa mengganggu suplay udara minimum yang seharusnya dan tidak
mengganggu whind chill effect ?.
Salah satu metode adalah dengan cara intermitten
kipas. Intermitten yang
dimaksud adalah 3 kipas + Kipas tambahan, dimana kipas tambahan
dihidupkan pada interval waktu dan lama hidup tertentu.
Bagaimana mengoperasionalkan kipas tambahan untuk
intermitten ?.
Ambilah
contoh pada keadaan di atas, dimana penggunaan kipas minimum adalah 3
buah.
-
Hidupkan
kipas 3 buah.
-
Berdirilah di
2/3 dalam kandang. Rasakan udara
disekeliling anda, jika dirasa pengap dan tidak nyaman hidupkanlah tambahan
kipas secara bertahap. Dalam contoh kali
ini kita tambah 3 kipas lagi. Jadi total
kipas adalah 6 buah.
o
Jam ke 0
adalah saat dimana kita hidupkan tambahan kipas.
o
Rasakan
keadaan udara, misalnya 5 menit berikutnya udara sudah normal. Pada saat itulah kipas tambahan dimatikan.
o
Rasakan
kembali udara pada posisi yang sama.
Misalnya dalam waktu 20 menit terasa pengap, maka hidupkan kembali tambahan
kipas tersebut.
- Mari kita cek
exchange rate jika 6 kipas dihidupkan, lihat data hasil observasi sebelumnya,
yaitu :
Dari tabel di atas kita tahu bahwa 6 kipas hidup
memberikan efek kecepatan angin 2 m/s.
Jika dihitung exchange rate-nya adalah 60 detik. Jadi dalam 60 detik keadaan udara sekitar seharusnya telah
berganti dengan udara segar. Artinya adalah
3 kipas minimum + 3 kipas tambahan akan mampu mengganti udara kotor menjadi
udara segar dalam waktu 60 detik.
Dalam pelaksanaannya, hitungan exchange rate akan
terealisasi apabila daya dukung sumberdaya mekanik farm mampu untuk menterjemahkan
dan mensiasati peralatan kandang tanpa menimbulkan kerusakan.
· Kelima : Periksa kembali penggunaan kipas
intermitten
Penggunaan kipas tambahan tentu akan menaikkan
jumlah suplay udara. Hal ini kurang
masalah, karena hitungan kita terhadap suplay udara sejak awal selalu
menggunakan kipas minimum. Hanya saja tambahan
kipas berimplikasi pada :
a.
Konsumsi daya
listrik akan meningkat
Kenaikan daya listrik tentu akan menimbulkan
ketidak efisien-an biaya pemeliharaan.
Semakin lama rentang waktu hidup kipas tambahan dan semakin banyak kipas
tambahan berarti kita telah meningkatkan biaya listrik.
b.
Kecepatan
angin dalam kandang meningkat :
Dengan meningkatnya kecepatan angin dalam kandang
akan meningkatkan whind chill effect dan menurunkan suhu efektif.
Pada umur tertentu ayam belum tentu siap menerima
kecepatan angin yang tinggi. Hal ini
dikarenakan whind chill effect teoritis tidak mesti sama seperti yang sebenarnya
terjadi dilapangan. Contoh pada ayam
yang masih sangat muda tentu akan berbeda dengan ayam yang telah dewasa.
Untuk itu, adalah sangat bijaksana bila kita tetap
mengontrol kondisi ayam dalam kandang pada saat kipas tambahan dijalankan. Perhatikan apakah ayam kedinginan atau
tidak.
Tiap waktu (siang, sore, malam dan pagi), tiap
beda cuaca (cerah, mendung dan hujan) tentu akan berbeda dalam menjalankan
kipas tambahannya. Mengapa ?. Karena suhu dan kelembaban berbeda.
·
Keenam : putuskan penggunaan kipas
- Untuk
mengambil keputusan penggunaan kipas, kita harus menggunakan data berantai
tersebut
di atas. Lihatlah data di atas, bahwa dengan menggunakan 3 kipas :
o
Kecepatan
angin dalam kandang adalah 1 m/s
o
Volume udara
yang masuk dalam kandang adalah 126.000 m3/jam
o
Kebutuhan
udara beban kandang adalah 93.618 m3/jam
Keadaan
ini memberi isyarat bahwa 3 kipas yang hidup cukup untuk mensuplay udara sesuai
dengan beban kandang dan cenderung berlebihan.
o
Tiga kipas
tersebut mampu mengatasi suhu 31,30C dan maksimum 330C (dengan catatan suhu 330C pada kelembaban
69%).
o
Akan tetapi 3
kipas tersebut tidak mampu
untuk mengatasi pembuangan udara kotor.
Buktinya adalah exchange rate dan hasil observasi yang telah dilakukan
menunjukkan hasil yang demikian.
Untuk mensiasati keadaan ini, dilakukan penambahan
3 kipas secara intermitten. Yaitu 3 kipas “On” selama 20 menit, kemudian
dilanjutkan dengan 6 kipas “On” selama 5 menit.
Demikian seterusnya.
Penambahan jumlah kipas hidup, interval waktu
tambahan kipas hidup dan hidupnya kipas tambahan harus dipertimbangkan secara
mendalam dengan menggunakan langkah kelima.
BAB VII
IN-LET, OUT-LET DAN STATIC PRESSURE
In-let merupakan tempat masuknya angin sedangkan out-let merupakan tempat
keluarnya angin. Jika luas in-let dikurangi akan menaikkan kecepatan angin dan meningkatkan static pressure.
Sebaliknya jika luas in-let di perluas akan menurunkan kecepatan angin dan sekaligus
menurunkan static pressure.
Apa yang dimaksud Static pressure ?
Static pressure adalah besaran (water colum dalam inchi atau pascal) yang menyatakan sebarapa berat
exhouse fan bekerja.
-
Rendahnya
static pressure berarti kipas akan bekerja lebih ringan
-
Tingginya
static pressure berarti kipas akan bekerja lebih berat.
Static pressure juga berhubungan dengan kecepatan angin, semakin tinggi
kecepatan angin dalam kandang semakin tinggi pula static pressure-nya dan
sebalinya semakin rendah kecepatan angin semakin rendah pula static
pressure-nya.
Semakin tinggi kecepatan angin, maka semakin tinggi static pressure dan
lebih lanjut akan menambah berat kerja kipas.
Kerja kipas yang berat berimplikasi pada meningkatnya konsumsi daya listrik
:
1). In-let <
Out-let : Kecepatan angin melalui in-let
dan pad akan lebih cepat dan static pressure akan tinggi, akibatnya kerja kipas
semakin berat dan efisiensi saturasi pad akan menurun. Jika efisiensi saturasi menurun maka whind chilld
efect yang ingin dicapai semakin kecil.
2). In-let >
Out-let : Kecepatan angin melalui in-let dan pad akan rendah dan static
pressure akan rendah, akibatnya kerja kipas semakin ringan dan efisiensi
saturasi pad akan meningkat. Jika
efisiensi saturasi meningkat, maka penurunan suhu dengan menggunakan cooling
pada akan mudah di capai.
Tetapi akan terjadi efek botol,
dimana angin akan mengalami turbulen di daerah belakang (daerah sebelum
kipas). Hal ini menimbulkan banyak
kerugian :1). Daerah belakang akan lebih lembab, 2). Gas beracun daerah
belakang lebih besar, 3). Suhu daerah belakang semakin tinggi.
Bagaimana menghitung luas pad dan in-let agar tidak menimbulkan
masalah dalam operasional clouse house :
Sebagai contoh :
o
Lebar kandang
= 14 meter
o
Tinggi
rata-rata penampang kandang = 2,5 meter
o
Panjang
kandang =
120 meter
o
Jadi volume
kandang adalah = 4.200 m3
o
Jumlah kipas
yang digunakan = 7
buah
o
Kecepatan
angin yang tercipta = 2,5
m/s (9.000 m/jam)
o
Jadi kapasitas
total kipas adalah
2,5 m/s x 2,5 m x 12 m x 3.600 = 270.000 m3/jam
o
Jadi
kapasitas kipas 7 kipas adalah = 270.000
m3/jam
Hitung luas pad :
Jika kecepatan angin melalui pad disamakan dengan
kecepatan angin dalam kandang yaitu 2,5 m/s, maka static pressure yang melalui
pad adalah >17,5 Pa (kecepatan angin pad kanan dan pad kiri)
dan yang bekerja dalam kandang adalah 11,5 Pa dengan efisiensi saturasi mencapai 82%.
dan yang bekerja dalam kandang adalah 11,5 Pa dengan efisiensi saturasi mencapai 82%.
Sehingga total static pressure in-let = >17,5
Pa + 11,5 Pa = >29 Pa
Karena total pressure di in-let sangat besar, maka kecepatan angin yang melalui pad sebaiknya di turunkan menjadi 1,63 m/s, dengan harapan total static pressure in-let menjadi 26 Pa.
Karena total pressure di in-let sangat besar, maka kecepatan angin yang melalui pad sebaiknya di turunkan menjadi 1,63 m/s, dengan harapan total static pressure in-let menjadi 26 Pa.
Karena kecepatan angin in-let diturunkan menjadi 1,63 m/s maka efisiensi saturasi meningkat menjadi 86%.
Selanjutnya kita putuskan untuk menggunakan
kecepatan angin yang melalui pad adalah 1,63 m/s saja agar static pressure
turun dan efisiensi saturasi meningkat.
Hitungan luas pad menjadi :
Luas pad = 270.000 m3/jam : (1,63 m/s x
3.600) = 46,01 m2
Hitung luas in-let :
Hitungan luas pad menjadi :
Luas pad = 270.000 m3/jam : 9.000 m/jam
= 30,00 m2
BAB VIII
PEMAHAMAN EVAPORATING COOLING
Evaporating Cooling Sistem merupakan salah satu bagian dari sistim
ventilasi yang bertujuan untuk mendukung sistim pendingin.
Ada tiga jenis Evaporating cooling sitem yang dipakai pada kandang tertutup,
yaitu :
·
Fogging
nozzles
·
Fogging pads
·
Recirculation
systems
Ketiga sistem tersebut sama-sama baiknya apabila diinstal, didisain dan
dioperasikan dengan benar.
Sistim evaporating cooling yang dipakai di Breeding Farm Wonokoyo Group
umumnya menggunakan Recirculation systems.
Bagaimana kerja evaporating cooling :
a. Energi panas
dibutuhkan untuk penguapan air
b. Air diudara
menyerap panas udara dan membentuk uap air. Air sebanyak 3,8 liter (1 galon)
sanggup memindahkan panas sebanyak 8,700 Btu.
Untuk menurunkan suhu 10C pada
kecepatan angin 1 m/s dibutuhkan air sebanyak 1 liter/jam.
c. Setelah energi
panas dipindahkan ke air, maka suhu udara akan menurun.
Pada keadaan udara kering, maka uap air yang dapat diikat oleh udara akan
semakin banyak sehingga akan menaikkan potensi pendinginan.
Ingat, yang mendinginkan udara adalah uap air (bukan air).
Sebaliknya pada keadaan udara lembab, maka air yang dapat diikat oleh udara
akan semakin sedikit sehingga akan menurunkan potensi pendinginan.
Dari konsep tersebut di atas dapat disadari bahwa setiap penurunan suhu
terbaca akibat operasional evaporating cooling akan meningkatkan kelembaban.
Telah dibahas pada Bab II, bahwa Setiap penurunan suhu 10C dengan
menggunakan evaporating cooling sistem akan meningkatkan 5% kelembaban.
Memperhatikan efisiensi saturasi sebagaimana tersebut pada diagram di bawah
ini :
Maka kita dapat mengetahui bahwa :
1). Efisiensi
saturasi akan menurun (berarti efek pendinginan juga turun) seiring dengan
peningkatan kecepatan angin melalui pad.
2). Efisiensi
saturasi akan meningkat (berarti efek pendinginan juga meningkat) seiring dengan
penurunan kecepatan angin melalui pad.
3). Efek
saturasi akan meningkat jika pad lebih tebal dibandingkan dengan pad yang lebih
tipis.
Jadi
evaporating cooling akan bekerja lebih efektif bila :
1). Pad lebih
tebal
2). Kecepatan
angin yang melalui pad lebih rendah
3). Kelembaban
luar lebih rendah
BAB IX
DEW POINT
Penggunaan cooling pad pada kandang tertutup selain dapat menurunkan suhu
dan beresiko menaikkan kelembaban, juga memiliki resiko basahnya liter yang
disebabkan oleh adanya dew
point atau
saturation point.
Dew point adalah titik suhu dimana akan mengakibatkan terjadinya
pengembunan pada kelembaban tertentu.
Oleh sebab itu, pemahaman dew
point atau
saturation point sangat penting untuk diketahui oleh semua yang terlibat
dalam operasional kandang tertutup agar mampu menghindari terjadi penggumpalan
litter akibat litter yang basah. Litter
yang basah juga dapat meningkatkan terjadinya kenaikan kadar amoniak.
Untuk memudahkan operasional evaporating sistem dilapangan, dipaparkan grafik
dew point sebagai berikut :
Contoh :
Jika ada udara dengan kelembaban 80% dengan suhu 300C maka akan
terjadi proses pengembunan (dew) jika udara tersebut menyentuh permukaan/udara pada
suhu 26,160C.
Penjelasan sederhana dapat kita lihat peristiwa pengembunan pada botol
minuman dingin ditempatkan pada udara suhu lebih panas dari suhu minuman. Atau pada peristiwa pengembunan pada kaca
kendaraan ketika hujan tiba. Mengapa hal
ini bisa terjadi ?.
Karena mengembun (dew) adalah proses fisika dimana air dalam wujud gas
melepaskan ”panas” nya sehingga menjadi ”zat cair”.
Bagaimana uap tadi bisa melepas panas?, ya karena ”menempel” pada benda
yang dingin. artinya begitu uap air
menyentuh benda dingin, maka ”panas” uap air itu ”pindah” ke benda dingin
tersebut.
Semoga tulisan ini dapat membantu semua pihak yang mengoperasikan kandang tertutup dan memberikan kesuksesan dalam mengoperasikan kandang tertutup. Serta memberi pemahaman secara urut dan sedikit lengkap terhadap siapa saja yang ingin mempelajari kandang tertutup.
Agen taruhan sabung ayam Terbesar & Terpercaya
BalasHapusDapatkan Hadiah Menarik Bersama Bolavita
Yuk Gabung Bersama Kami Raih Kemenangan Anda Sekarang Juga 100% Tanpa Bot
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
WA: +628122222995
Pak.. Saya tertarik mengenai perhitungan sirkulasi, CV (%) dapat perhitungan darimana? Terimakasih
BalasHapusWinning303 Agen betting online yang sudah berpengalaman dan profesional..Hadirkan Permainan Lengkap dan Pelayanan Ramah serta Profesional yang membuat anda tidak akan berpaling lagi..
BalasHapusCukup 1 ID saja dan tidak perlu ribet ganti user id untuk bermain:
-Sports
-Poker
-Live Casino
-Slots
-Lotere/Togel
-Sabung Ayam'
Winning 303 Banjir Hadiah Yukz gabung bersama kami dan Dapatkan Langsung
Bonus New Member Slot 15%
Bonus New Member Poker 10%
Bonus New Member Sabung Ayam 10%
Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
Bonus Deposit 10% Setiap Hari
Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
Bonus Cashback 5-10%
Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
Diskon Togel Hingga 65%
Bonus Rollingan Slot 1%
Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%
Yang Lain Sudah Bergabung...Sekarang Giliran Anda....
Customer Service 24 Jam
Hubungi Kami di :
WA: +6287785425244
Ayo Cobain Sensasi Bermain Promo Freechip Tanpa Deposit... Join Disini Sekarang Kumpulan Berbagai Macam Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah.
BalasHapusmaaf pak munir....izin bertanya...cara mencari %cv blower bagaimana caranya ya pak? terimakih pak...
BalasHapus