MENJAGA DAN MENINGKATKAN SISTIM KEKEBALAN TUBUH AYAM BROILER MELALUI MANAJEMEN PAKAN

Oleh : Muhammad Misbachul Munir, S.Pt. MM.

Tanggal : 22 April 2015

Manajemen "pakan" dalam pembeliharaan ayam broiler dimulai dari saat penerimaan - lalu penyimpanan - dan selanjutnya pemberian pakan.  Tiga poin itulah yang harus diperhatikan agar pakan tetap terjaga kualitasnya.  

Dengan menjaga kualitas pakan tetap prima, diharapkan - pakan yang dikonsumsi oleh ayam nantinya - tidak menimbulkan masalah pada sistim pencernaan dan metabolisme.

Penerimaan Pakan :

Pada saat kita menerima pakan, perhatikan :

1. Jumlah (ya iya lah, kalau kurang kan berabe)

2. Kondisi karung (glangsi) pakan, jangan sampai ada yang terbuka atau sobek.

3. Ketika menerima pakan, diharapkan tidak terkena tempias hujan.

Prinsip dasar penerimaan pakan adalah "bagaimana menjaga dan mengupayakan pakan yang diterima tidak basah dan pakan tidak bersentuhan langsung dengan udara".

Jika pakan basah, atau terkena kelembaban tinggi secara langsung, maka pakan akan mudah berjamur.  Ingat !!!, pakan - terutama "crumble" bersifat menyerap air.

Jika berjamur, akan menimbulkan masalah pada ayam.  Ada beberapa jenis racun jamur yang mampu menurunkan sistim kekebalan tubuh ayam.  Dengan demikian, kita harus menghindari jamur agar tidak tumbuh dalam pakan ayam - sehingga jamur tidak hidup dan membuat racun jamur (mycotoxine).

Masih dalam kontek penerimaan pakan.  Pakan yang kita terima sebaiknya tidak bau tengik (rancid). Jika bau tengik - berarti ada proses oksidasi antara minyak dalam pakan dengan oksigen.  Jika ini terjadi, biasanya akan menurunkan palatabilitas pakan.

Penyimpanan Pakan :

Pakan disimpan ditempat yang terlindung dari sinar matahari langsung, tempias hujan dan jaga agar tidak lembab,

Jangan meletakkan pakan di atas tempat yang terbuat dari logam.  Karena bisa menimbulkan masalah pengembunan (dew) di malam hari.  Peristiwan dew ini dapat dicontohkan pada kaca mobil yang terkena hujan, kaca dalam mengembun.  Kalau ini terjadi - maka akan menimbulkan masalah penjamuran.

Jika pakan terkena sinar matahari langsung, maka dikhawatirkan nilai nutrisi akan berubah.  Padahal - baik buruknya performance ayam tergantung dari keseimbangan nutrisi yang ada dalam pakan.

Pemberian Pakan :

Pemberian pakan juga harus memperhatikan cara pemberian pakan.

Cara pemberian pakan yang dimaksud adalah :

1. Ketepatan waktu pemberian.

2. Sistim pemberian pakan

Ketepatan waktu yang dimaksud adalah :

1. Jika DOC - maka sesuaikanlah waktu makan bagi ayam.  Jika ayam ingin istirahat - maka 

    istirahatkan.  Semua tempat pakan di kosongkan pakannya.  Air minum tetap tersedia.

2. Jika sudah lepas brooder, sebaiknya jangan memberi pakan disaat kondisi lingkungan panas. 

3. Berikan pakan pada ayam yang lepas brooder di saat suhu dingin.

4. Jangan memberi pakan dengan durasi waktu yang lama.  Pakan akan basi, dan bisa berjamur. 

Sistim pemberian pakan yang dimaksud :

1. Jika menggunakan pakan manual, sebaiknya peuangan pakan di tempat pakan jangan terlalu tinggi.

    Hal ini untuk menghindari pakan tercecer ataupun pakan kehilangan bahan baku mikro - karena - 

    bahan mikro mudah untuk terbang jika terkena angin.

2. Jika menggunakan pakan otomatis, sebaiknya penempatan pakan di silo jangan hari H-2.  Lebih 

    disukai pada hari H. Hal ini untuk menghindari pengembunan yang memicu tumbuhnya jamur.

3. Jika menggunakan tempat pakan chain feeder, maka perhatikan corner.  Jangan ada jamur.

---------------------------------------------------------------------
Hal yang sangat penting dan sangat perlu diperhatikan adalah lama pakan sejak diproduksi sampai diterima di kandang.  Memang sulit untuk mengetahuinya, kecuali di glangsi pakannya di tampilkan tanggal produksinya.

Mengapa hal ini penting untuk diperhatikan ?.  Marilah kita telaah penjelasannya sebagai berikut :

Kita mulai :
Mungkin sebagai pemain peternak yang sudah lama menggeluti ayam broiler teringat bahwa setiap kali DOC harga murah - lalu harga pakan naik.  Setelah kondisi ini berlangsung lama dan banyak pihak mengeluhkan tentang betapa susahnya beternak.  Peternak komplain terhadap kualitas DOC, Breeder di komplain atas kualitas DOC, dan marketing DOC ikut menuding bahwa kualitas DOC-nya bermasalah.

Banyak pihak yang angkat bicara, misalnya :
1. Pakar penyakit membicarakan kemungkinan penyakit baru nan menyeramkan.
2. Persuhaan pembibitan ayam broiler kebingungan.  Mereka membicarakan bagaimana caranya
    untuk menaikkan harga DOC.  Beberapa tindakan mengarah pada praktek "kartel" dilakukan,
    misal pembatasan produksi - agar harga DOC meningkat.
3. Ketika harga DOC dinaikkan dari harga yang rendah, giliran para peternak yang juga bingung,
    lalu memprotes kebijakan pemerintah.  Hal ini disebabkan karena pada saat itu harga ayam
    hidup rendah, pada hal harga pakan naik, jika harga DOC ikut dinaikkan maka akan  
    mengakibatkan Harga Pokok Pemeliharaan menjadi naik.

Yang jelas, kondisi "caos" seperti itu banyak DOC tidak terserap peternak.  Mengapa demikian?. Karena banyak kandang yang telah terisi.  Lalu ketika "Kartel" berusaha menaikkan harga DOC dengan mengurangi produksinya, maka jumlah permintaan pakan-pun menurun.  Menyadari jumlah peredaran DOC yang menurun, tentu produsen pakan menurunkan penawarannya.  Inilah alasan mengapa harga pakan naik.

Mungkin teman pembaca pernah mendengar dan membaca bahwa bahan baku pakan ayam banyak yang import.  Jagung dan bungkil kedelai misalnya.  Pertanyaannya, ketika jumlah penawaran pakan diturunkan, kemana bahan baku pakan ayam yang import?.  Tentu tidak mungkin import bahan baku ditangguhkan.

Yang paling mungkin untuk dilakukan oleh produsen pakan ternak adalah menyimpan bahan baku pakan.  Selama ini tidak pernah ada yang mengungkapkan, apa yang terjadi jika bahan baku pakan jika disimpan dalam waktu yang lama?.  Pakar penyakit juga belum pernah mengungkapkan hal ini.   Semua pakar banyak yang memberi saran pada peternak di hulu dan di hilir, tidak satupun pakar penyakit memberi saran kepada produsen pakan.

Dengan pengalaman penulis selama 21 tahun lebih, penulis merasa : setiap kali ada pengendalian produksi dengan memusnahkan entah itu DOC maupun embrio atau juga Hatching Egg, tidak lama kemudian banyak penyakit bermunculan.  Semua sulit dikendalikan baik oleh obat maupun vaksin.  Penulis merasa ini kutukan.  Namun setelah penulis renungkan bertahun-tahun, ini bukan kutukan.  Tapi dapat dijelaskan secara ilmiah dengan menggabungkan antara ilmu ekonomi, peternakan, kimia dan kedokteran hewan sekaligus.

Pada kondisi semacam itu, para pakar penyakit selalu menyarankan untuk memperkuat bioscurity. Sayangnya pengertian bioscurity di maknai secara  sempit dengan ruang lingkup menjaga lingkungan ayam dari masuknya penyakit, belum ada yang memaknai  bioscurity dengan memperkuat internal tubuh ayam. 

-----------------------------------------------------------------
Kembali pada konteks manajemen pakan, maka peternak tidak boleh menyimpan pakannya terlalu lama, atau menerima pakan dengan tanggal produksi yang terlalu lama.  Demikian juga produsen pakan ayam untuk tidak menyimpan bahan baku pakan terlalu lama. Khusus produsen pakan, memang hal ini sulit dilakukan.  Tapi saya yakin apabila organisasi peternakan ayam, organisasi pakan ternak dan pemerintah bersatu untuk meningkatkan permintaan daging ayam dan meningkatkan pengetahuan peternak, maka  jumlah kandang untuk menampung produksi DOC akan banyak yang didirikan.  Sederhananya, kandang berdiri karena peternak untung.

O iya, pemerintah harus melindungi "pembibit ayam broiler", "pabrik pakan", dan "peternak" terutama yang mandiri.  Selain itu pemerintah justru harus menggalakkan peternakan mandiri dan melindunginya dengan regulasi yang tepat.  Mengurangi petenakan dengan sistim kemitraan, karena peternak akan sulit mengembangkan diri, akan ada jurang pemisah yang lebar antara si pemilik modal besar dengan pemudal kecil.

Semoga bermanfaat bagi bangsa dan negara.