Berapa kebutuhan udara segar?. Kebutuhan udara
harus disesuaikan dengan beban kandang. Beban kandang yang dimaksud adalah kebutuhan
volume udara per-jam yang dibutuhkan
ayam berdasarkan total bobot badan. Umumnya menggunakan satuan m3/jam
atau dengan satuan CFM (cequare feet per-menit).
Kebutuhan udara untuk memindahkan gas buang dan
udara panas. Pemindahan udara ini dikenal dengan istilah Exchange Rate.
Exchange rate normal adalah 60 detik, dan yang terbaik adalah 45
detik.
Kebutuhan udara yang dikenal saat ini adalah
kebutuhan udara minimal. Kebutuhan udara
minimal ini sesuai dengan petunjuk produsen strain bersangkutan. Contoh :
Evaporating cooling sistem hanya bertujuan untuk
menurunkan suhu dalam kandang. Tetapi memiliki resiko minimbulkan kenaikan
kelembababan dan dapat membentuk titik titik air pada litter (moisture).
Kelembaban (%) ditambah suhu dalam satuan
(Fahrenhaid) akan membentuk Heat Indek (HI).
HI >160 akan menimbulkan stress, dan HI >180 akan menimbulkan
kematian. Perhatikan tabel beriktu (sumber : Presentasi Gemilang Citra Indo, Januari 2005) :
Setelah memahami lingkungan ayam pada kandang tertutup dan konsep ventilasi
serta cooling sistem-nya, maka kita akan melangkah maju ke hal berikutnya.
Apa itu beban kandang dalam kaitannya dengan kebutuhan udara segar?. Beban kandang yang dimaksud dalam hal ini
adalah total udara minimum yang dibutuhkan untuk mensuport sejumlah berat total
ayam yang ditanggung oleh kandang bersangkutan.
Untuk memahami hal tersbut, sebaiknya kita mulai latihan dengan menghitung
kebutuhan udara minimum untuk beban maksimum.
Jadi kita ambil jumlah ayam terbanyak dengan bobot badan tertinggi untuk
standart bobot badan strain terkait.
Selanjutnya, berapa kebutuhan udara segar minimum?. Kebutuhan udara segar minimum
untuk kandang clouse selalu terkait dengan dua hal : 1). Beban kandang, dan 2). Kebutuhan udara minimum per-KgBB Per-Jam.
Apabila kita ingin mengetahui berapa kebutuhan udara minimum dari ayam
tersebut di atas. Maka perhitungannya
adalah :
Jika kita telah memahami kebutuhan udara minimum sesuai beban kandang yang
ditanggung, maka kita dapat melajutkan pelajaran berikutnya. Yaitu menghitung suplay udara yang
diperlukan.
Dalam hal ini pembahasan tetap pada posisi kebutuhan udara minimum pada
beban kandang maksimum.
1. Pertama :
2. Kedua :
Berapa kecepatan maksimum yang dapat dicapai jika
seluruh kipas dinyalakan.
3. Ketiga :
4. Keempat :
Bandingkan kemampuan ventilasi untuk mensuplay udara
maksimum dalam kandang dengan kebutuhan udara kandang.
Sebelum membahas kebutuhan kipas, ada baiknya kita lompat kepada pemahaman
kecepatan angin terkait dengan Wind Chill Effect dan Exchange Rate.
Setiap pergerakan angin pada kelembaban tertentu
akan memberikan perbedaan antara suhu efektif yang dirasakan ayam dan suhu
terbaca. Sebagai contoh, “Jika pada
siang hari terik matahari begitu menyengat, ada dua orang berdiri dilapangan
dimana seorang (“A”) mendapat hembusan angin dengan kecepatan 2m/s dan yang
seorang lagi (“B” ) tidak mendapatkan hembusan angin, maka si “A” akan merasa
lebih sejuk dibandingkan si “B” meskipun termometer menunjukkan suhu yang sama. Keadaan lebih sejuk yang dialami oleh “A”
ini disebut dengan wind chill effect.
Dengan memperhatikan tabel tersebut, kita tinggal
mengurangi suhu terbaca dengan konstanta yang berada pada tabel tersebut di
atas.
Jadi pergerakan udara dengan kecepatan tertentu
akan membantu membebaskan beban panas tubuh ayam, lihat ilustrasi di bawah ini
:
Kecepatan angin ternyata akan memberikan efek yang
berbeda pada kelembaban yang berbeda
(Management Guide Cobb 1985).
Merujuk pada management guide tersebut kita dapat menentukan suhu
efektif dari variable suhu, kelembaban dan kecepatan angin dengan
menggunakan persamaan regresi sebagai berikut :
Dengan demikian dapat dimengerti, bahwa jika
berhadapan dengan suhu maka kita harus berfikir wind chill effect.
Exchang rate adalah jumlah waktu yang diperlukan
untuk memindahkan seluruh volume udara dalam sekali pindah.
Perpindahan udara paling cepat terjadi pada
kecepatan angin yang lebih tinggi, dengan syarat volume udara yang dipindah
adalah sama.
Jika diubah menjadi per-jam, maka perhitungannya
adalah : 85,7 m3/s x 3.600 s = 308.520
m3/jam
Dari seluruh rangkaian yang telah kita pelajari dari Bab I sampai Bab III, maka
sampailah kepada pelajaran berikutnya, yaitu : bagaimana kita mengambil
keputusan untuk mengoperasikan kipas pada sistim ventilasi kandang tertutup.
·
Pertama : Observasi kapasitas kipas
1.
Hidupkan satu
kipas, kemudian catat hasil observasi :
a.
Kecepatan angin dalam kandang pada posisi kanan, tengah dan kiri pada
ketinggian 40 cm dan 120 cm, dengan satuan m/s.
b.
Kecepatan angin tepat di depan kipas (diukur dari dalam kandang). Pengukuran dilakukan pada 9 titik, dengan
satuan ft/menit.
c.
Kecepatan angin yang melalui pad (ukur cooling pad dari luar kandang dengan posisi
alat menempel pada permukaan pad).
Pengukuran dilakukan minimal 8 titik dengan satuan m/s.
d.
Ukur kecepatan angin pada in-let (biasanya in-let berjarak minimal 0,5 meter dari
pad) dengan satuan m/s. Sampel minimal 8
titik.
Hasil pengukuran dihitung rata-rata, dan CV% - nya.
2. Dengan cara
yang sama, hidupkan dua kipas, tiga kipas dan seterusnya. Catat hasilnya.
3.
Selanjutnya
hasil perhitungan dimasukkan pada tabel.
Contohnya sebagai berikut :
Data yang
dimasukkan pada tabel tersebut adalah data yang telah memiliki CV di bawah 20%. Jika belum mendapatkan CV di bawah 20%, maka posisi kipas yang hidup harus diubah atau posisi nest (jika ada) diubah atau apa
saja yang mampu untuk menciptakan kecepatan angin dengan CV% di bawah 20%.
Nah, dengan selesainya observasi tersebut kita
telah memiliki standart kecepatan angin untuk kandang tertentu berdasarkan
jumlah kipas yang hidup.
Lanjutkan langkah berikut. Cari kapasitas kipas sesunggunya, yaitu
dengan cara mengalikan kecepatan angin dengan luas penampang serta 3.600.
Misalnya lebar kandang 14 meter dan tinggi rata-rata kandang 2,5 meter,
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Jadikan
tabel tersebut sebagai pedoman baku untuk kandang yang telah diobservasi. Penyimpangan dari tabel baku berarti ada
penyimpangan yang harus segera diatasi.
Untuk
itu, observasi seyogyanya dilakukan sebelum kandang diisi dan seluruh sistim
ventilasi dalam keadaan yang normal.
Ketidak normalan ditandai dengan CV di atas 20%.
·
Kedua : Tentukan kebutuhan udara minimum
berdasarkan beban kandang
- Ingat Bab
III.
- Contoh :
Misalnya kita memiliki data sebagai berikut :
Berapa kipas yang akan digunakan ?
Kita tidak boleh tergesa-gesa menggunakan data
tersebut, tetapi harus memiliki data riil yang akurat untuk menentukan jumlah
kipas yang dimaksud.
Sebagai contoh :”ternyata bobot badan jantan dan
betina umur 9 minggu yang ada tidaklah standart, tetapi+5% di atas standart”. Jadi data berubah menjadi
sebagai berikut :
Untuk
perhitungan tidak lagi menggunakan dasar umur 9 minggu tetapi umur 10
minggu. Nah jadi perhitungannya adalah
sebagai berikut :
-
11.702 Kg x 8 m3/KgBB/Jam = 93.618 m3/jam
-
Jadi kebutuhan udaranya adalah 93.618 m3/jam.
-
Kemudian perhatikan tabel hasil obeservasi yang pernah
dibuat sebelumnya
Dari data ini dapat ditentukan perkiraan jumlah
kipas yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan udara minimum, yaitu 3 kipas
(kipas 2-4-7 dihidupkan).
Sampai disini kita telah mampu menentukan jumlah
kipas untuk suplay kebutuhan udara minimum.
·
Ketiga : Periksa winchil effeck yang tercipta dari kecepatan angin yang ada
- Untuk
memeriksanya, kita dapat menggunakan tabel sederha yang pernah kita pelajari
sebelumnya :
-
Melihat data
bahwa jumlah 3 kipas akan mampu menciptakan angin dalam kandang sebesar
1 m/s,
maka whind child effect yang diciptakan adalah sebesar 1,30C.
-
Jadi kipas
akan mampu bekerja pada 300C + -1,30C
= 31,30C.
- Tetapi kita
tahu bahwa suhu efektif dipengaruhi oleh : 1). variable kelembaban udara dan 2).
Variable kecepatan angin.
Coba kita hitung dengan sungguh-sungguh. Gunakan persamaan regresi yang pernah dibahas
pada bab sebelumnya. Dengan menerapkan formula itu masukkan ke dalam Exell untuk memilih berbagai opsi yang mungkin. Hasilnya adalah seperti contoh sebagai berikut :
Memperhatikan
data tersebut terlihat bahwa kipas
operasi 3 buah masih mampu menciptakan
suhu efektif di bawah 300C (ring RH% 69 – 90).
Mana yang tepat ?.
Untuk itu pertimbangkan HI (Ingat bab sebelumnya)
·
Keempat : Hitung Exchang Rate
- Seluruh gas
buang harus dikeluarkan dari kandang dalam waktu yang cepat agar tidak
mengganggu
kehidupan ayam.
- H2O
gas pembentuk kelembaban juga harus segera dibuang, demikian juga CO2 dan
NH3
gas.
- Hitunglah
Exchange Rate untuk mengakomodasi permasalah tersebut.
- Di Bab VI ini
kita telah memiliki data :
o
Lebar kandang
= 14
meter
o
Tinggi
rata-rata penampang kandang = 2,5 meter
o
Panjang
kandang =
120 meter
o
Jadi volume
kandang adalah = 4.200 m3
o
Jumlah kipas
yang digunakan = 3
buah
o
Kecepatan
angin yang tercipta = 1
m/s
o
Jadi suplay udara
adalah
1 m/s x 2,5 m x 14 m x 3.600 = 126.000 m3/jam
Jadi suplay udara adalah = 126.000 m3/jam
-
Exchange
rate-nya adalah :
(4.200 m3 : 126.000 m3/jam) x 3.600 = 120 detik.
Dari pelajaran sebelumnya dijelaskan bahwa
Exchange rate yang baik adalah 60 detik.
Karena exchange rate hitung adalah 120 detik, berarti ada udara yang
masih berhenti 60 detik. Jika hal ini
berlangsung selama 1 jam, berarti ada udara tertahan sebanyak :
3.600 detik : 60 detik = 60 kali lipat udara kotor
yang tertahan dalam kandang.
Bagaimana menghindari tumpukan gas buang dalam
kandang tanpa mengganggu suplay udara minimum yang seharusnya dan tidak
mengganggu whind chill effect ?.
Salah satu metode adalah dengan cara intermitten
kipas. Intermitten yang
dimaksud adalah 3 kipas + Kipas tambahan, dimana kipas tambahan
dihidupkan pada interval waktu dan lama hidup tertentu.
Bagaimana mengoperasionalkan kipas tambahan untuk
intermitten ?.
Ambilah
contoh pada keadaan di atas, dimana penggunaan kipas minimum adalah 3
buah.
-
Hidupkan
kipas 3 buah.
-
Berdirilah di
2/3 dalam kandang. Rasakan udara
disekeliling anda, jika dirasa pengap dan tidak nyaman hidupkanlah tambahan
kipas secara bertahap. Dalam contoh kali
ini kita tambah 3 kipas lagi. Jadi total
kipas adalah 6 buah.
o
Jam ke 0
adalah saat dimana kita hidupkan tambahan kipas.
o
Rasakan
keadaan udara, misalnya 5 menit berikutnya udara sudah normal. Pada saat itulah kipas tambahan dimatikan.
o
Rasakan
kembali udara pada posisi yang sama.
Misalnya dalam waktu 20 menit terasa pengap, maka hidupkan kembali tambahan
kipas tersebut.
- Mari kita cek
exchange rate jika 6 kipas dihidupkan, lihat data hasil observasi sebelumnya,
yaitu :
Dari tabel di atas kita tahu bahwa 6 kipas hidup
memberikan efek kecepatan angin 2 m/s.
Jika dihitung exchange rate-nya adalah 60 detik. Jadi dalam 60 detik keadaan udara sekitar seharusnya telah
berganti dengan udara segar. Artinya adalah
3 kipas minimum + 3 kipas tambahan akan mampu mengganti udara kotor menjadi
udara segar dalam waktu 60 detik.
Dalam pelaksanaannya, hitungan exchange rate akan
terealisasi apabila daya dukung sumberdaya mekanik farm mampu untuk menterjemahkan
dan mensiasati peralatan kandang tanpa menimbulkan kerusakan.
· Kelima : Periksa kembali penggunaan kipas
intermitten
Penggunaan kipas tambahan tentu akan menaikkan
jumlah suplay udara. Hal ini kurang
masalah, karena hitungan kita terhadap suplay udara sejak awal selalu
menggunakan kipas minimum. Hanya saja tambahan
kipas berimplikasi pada :
a.
Konsumsi daya
listrik akan meningkat
Kenaikan daya listrik tentu akan menimbulkan
ketidak efisien-an biaya pemeliharaan.
Semakin lama rentang waktu hidup kipas tambahan dan semakin banyak kipas
tambahan berarti kita telah meningkatkan biaya listrik.
b.
Kecepatan
angin dalam kandang meningkat :
Dengan meningkatnya kecepatan angin dalam kandang
akan meningkatkan whind chill effect dan menurunkan suhu efektif.
Pada umur tertentu ayam belum tentu siap menerima
kecepatan angin yang tinggi. Hal ini
dikarenakan whind chill effect teoritis tidak mesti sama seperti yang sebenarnya
terjadi dilapangan. Contoh pada ayam
yang masih sangat muda tentu akan berbeda dengan ayam yang telah dewasa.
Untuk itu, adalah sangat bijaksana bila kita tetap
mengontrol kondisi ayam dalam kandang pada saat kipas tambahan dijalankan. Perhatikan apakah ayam kedinginan atau
tidak.
Tiap waktu (siang, sore, malam dan pagi), tiap
beda cuaca (cerah, mendung dan hujan) tentu akan berbeda dalam menjalankan
kipas tambahannya. Mengapa ?. Karena suhu dan kelembaban berbeda.
·
Keenam : putuskan penggunaan kipas
- Untuk
mengambil keputusan penggunaan kipas, kita harus menggunakan data berantai
tersebut
di atas. Lihatlah data di atas, bahwa dengan menggunakan 3 kipas :
o
Kecepatan
angin dalam kandang adalah 1 m/s
o
Volume udara
yang masuk dalam kandang adalah 126.000 m3/jam
o
Kebutuhan
udara beban kandang adalah 93.618 m3/jam
Keadaan
ini memberi isyarat bahwa 3 kipas yang hidup cukup untuk mensuplay udara sesuai
dengan beban kandang dan cenderung berlebihan.
o
Tiga kipas
tersebut mampu mengatasi suhu 31,30C dan maksimum 330C (dengan catatan suhu 330C pada kelembaban
69%).
o
Akan tetapi 3
kipas tersebut tidak mampu
untuk mengatasi pembuangan udara kotor.
Buktinya adalah exchange rate dan hasil observasi yang telah dilakukan
menunjukkan hasil yang demikian.
Untuk mensiasati keadaan ini, dilakukan penambahan
3 kipas secara intermitten. Yaitu 3 kipas “On” selama 20 menit, kemudian
dilanjutkan dengan 6 kipas “On” selama 5 menit.
Demikian seterusnya.
Penambahan jumlah kipas hidup, interval waktu
tambahan kipas hidup dan hidupnya kipas tambahan harus dipertimbangkan secara
mendalam dengan menggunakan langkah kelima.
BAB VII
IN-LET, OUT-LET DAN STATIC PRESSURE
In-let merupakan tempat masuknya angin sedangkan out-let merupakan tempat
keluarnya angin. Jika luas in-let dikurangi akan menaikkan kecepatan angin dan meningkatkan static pressure.
Sebaliknya jika luas in-let di perluas akan menurunkan kecepatan angin dan sekaligus
menurunkan static pressure.
Apa yang dimaksud Static pressure ?
Static pressure adalah besaran (water colum dalam inchi atau pascal) yang menyatakan sebarapa berat
exhouse fan bekerja.
-
Rendahnya
static pressure berarti kipas akan bekerja lebih ringan
-
Tingginya
static pressure berarti kipas akan bekerja lebih berat.
Static pressure juga berhubungan dengan kecepatan angin, semakin tinggi
kecepatan angin dalam kandang semakin tinggi pula static pressure-nya dan
sebalinya semakin rendah kecepatan angin semakin rendah pula static
pressure-nya.
Semakin tinggi kecepatan angin, maka semakin tinggi static pressure dan
lebih lanjut akan menambah berat kerja kipas.
Kerja kipas yang berat berimplikasi pada meningkatnya konsumsi daya listrik
:
Jika volume udara yang melalui in-let tidak sama dengan out-let, maka akan
menimbulkan masalah :
1). In-let <
Out-let : Kecepatan angin melalui in-let
dan pad akan lebih cepat dan static pressure akan tinggi, akibatnya kerja kipas
semakin berat dan efisiensi saturasi pad akan menurun. Jika efisiensi saturasi menurun maka whind chilld
efect yang ingin dicapai semakin kecil.
2). In-let >
Out-let : Kecepatan angin melalui in-let dan pad akan rendah dan static
pressure akan rendah, akibatnya kerja kipas semakin ringan dan efisiensi
saturasi pad akan meningkat. Jika
efisiensi saturasi meningkat, maka penurunan suhu dengan menggunakan cooling
pada akan mudah di capai.
Tetapi akan terjadi efek botol,
dimana angin akan mengalami turbulen di daerah belakang (daerah sebelum
kipas). Hal ini menimbulkan banyak
kerugian :1). Daerah belakang akan lebih lembab, 2). Gas beracun daerah
belakang lebih besar, 3). Suhu daerah belakang semakin tinggi.
Bagaimana menghitung luas pad dan in-let agar tidak menimbulkan
masalah dalam operasional clouse house :
Sebagai contoh :
o
Lebar kandang
= 14 meter
o
Tinggi
rata-rata penampang kandang = 2,5 meter
o
Panjang
kandang =
120 meter
o
Jadi volume
kandang adalah = 4.200 m3
o
Jumlah kipas
yang digunakan = 7
buah
o
Kecepatan
angin yang tercipta = 2,5
m/s (9.000 m/jam)
o
Jadi kapasitas
total kipas adalah
2,5 m/s x 2,5 m x 12 m x 3.600 = 270.000 m3/jam
o
Jadi
kapasitas kipas 7 kipas adalah = 270.000
m3/jam
Hitung luas pad :
1). Tentukan kecepatan angin dan static pressure
yang ingin dicapai di daerah pad :
Jika kecepatan angin melalui pad disamakan dengan
kecepatan angin dalam kandang yaitu 2,5 m/s, maka static pressure yang melalui
pad adalah >17,5 Pa (kecepatan angin pad kanan dan pad kiri)
dan yang
bekerja dalam kandang adalah 11,5 Pa dengan efisiensi saturasi mencapai 82%.
Sehingga total static pressure in-let = >17,5
Pa + 11,5 Pa = >29 Pa
Karena total pressure di in-let sangat besar, maka
kecepatan angin yang melalui pad sebaiknya di turunkan menjadi 1,63 m/s, dengan
harapan total static pressure in-let menjadi 26 Pa.
Karena kecepatan angin in-let diturunkan menjadi
1,63 m/s maka efisiensi saturasi meningkat menjadi 86%.
Selanjutnya kita putuskan untuk menggunakan
kecepatan angin yang melalui pad adalah 1,63 m/s saja agar static pressure
turun dan efisiensi saturasi meningkat.
Hitungan luas pad menjadi :
Luas pad = 270.000 m3/jam : (1,63 m/s x
3.600) = 46,01 m2
Hitung luas in-let :
Hitungan luas pad menjadi :
Luas pad = 270.000 m3/jam : 9.000 m/jam
= 30,00 m2
BAB VIII
PEMAHAMAN EVAPORATING COOLING
Evaporating Cooling Sistem merupakan salah satu bagian dari sistim
ventilasi yang bertujuan untuk mendukung sistim pendingin.
Ada tiga jenis Evaporating cooling sitem yang dipakai pada kandang tertutup,
yaitu :
·
Fogging
nozzles
·
Fogging pads
·
Recirculation
systems
Ketiga sistem tersebut sama-sama baiknya apabila diinstal, didisain dan
dioperasikan dengan benar.
Sistim evaporating cooling yang dipakai di Breeding Farm Wonokoyo Group
umumnya menggunakan Recirculation systems.
Bagaimana kerja evaporating cooling :
a. Energi panas
dibutuhkan untuk penguapan air
b. Air diudara
menyerap panas udara dan membentuk uap air. Air sebanyak 3,8 liter (1 galon)
sanggup memindahkan panas sebanyak 8,700 Btu.
Untuk menurunkan suhu 10C pada
kecepatan angin 1 m/s dibutuhkan air sebanyak 1 liter/jam.
c. Setelah energi
panas dipindahkan ke air, maka suhu udara akan menurun.
Pada keadaan udara kering, maka uap air yang dapat diikat oleh udara akan
semakin banyak sehingga akan menaikkan potensi pendinginan.
Ingat, yang mendinginkan udara adalah uap air (bukan air).
Sebaliknya pada keadaan udara lembab, maka air yang dapat diikat oleh udara
akan semakin sedikit sehingga akan menurunkan potensi pendinginan.
Dari konsep tersebut di atas dapat disadari bahwa setiap penurunan suhu
terbaca akibat operasional evaporating cooling akan meningkatkan kelembaban.
Telah dibahas pada Bab II, bahwa Setiap penurunan suhu 10C dengan
menggunakan evaporating cooling sistem akan meningkatkan 5% kelembaban.
Memperhatikan efisiensi saturasi sebagaimana tersebut pada diagram di bawah
ini :
Maka kita dapat mengetahui bahwa :
1). Efisiensi
saturasi akan menurun (berarti efek pendinginan juga turun) seiring dengan
peningkatan kecepatan angin melalui pad.
2). Efisiensi
saturasi akan meningkat (berarti efek pendinginan juga meningkat) seiring dengan
penurunan kecepatan angin melalui pad.
3). Efek
saturasi akan meningkat jika pad lebih tebal dibandingkan dengan pad yang lebih
tipis.
Jadi
evaporating cooling akan bekerja lebih efektif bila :
1). Pad lebih
tebal
2). Kecepatan
angin yang melalui pad lebih rendah
3). Kelembaban
luar lebih rendah
BAB IX
DEW POINT
Penggunaan cooling pad pada kandang tertutup selain dapat menurunkan suhu
dan beresiko menaikkan kelembaban, juga memiliki resiko basahnya liter yang
disebabkan oleh adanya dew
point atau
saturation point.
Dew point adalah titik suhu dimana akan mengakibatkan terjadinya
pengembunan pada kelembaban tertentu.
Oleh sebab itu, pemahaman dew
point atau
saturation point sangat penting untuk diketahui oleh semua yang terlibat
dalam operasional kandang tertutup agar mampu menghindari terjadi penggumpalan
litter akibat litter yang basah. Litter
yang basah juga dapat meningkatkan terjadinya kenaikan kadar amoniak.
Untuk memudahkan operasional evaporating sistem dilapangan, dipaparkan grafik
dew point sebagai berikut :
Contoh :
Jika ada udara dengan kelembaban 80% dengan suhu 300C maka akan
terjadi proses pengembunan (dew) jika udara tersebut menyentuh permukaan/udara pada
suhu 26,160C.
Penjelasan sederhana dapat kita lihat peristiwa pengembunan pada botol
minuman dingin ditempatkan pada udara suhu lebih panas dari suhu minuman. Atau pada peristiwa pengembunan pada kaca
kendaraan ketika hujan tiba. Mengapa hal
ini bisa terjadi ?.
Karena mengembun (dew) adalah proses fisika dimana air dalam wujud gas
melepaskan ”panas” nya sehingga menjadi ”zat cair”.
Bagaimana uap tadi bisa melepas panas?, ya karena ”menempel” pada benda
yang dingin. artinya begitu uap air
menyentuh benda dingin, maka ”panas” uap air itu ”pindah” ke benda dingin
tersebut.
Semoga tulisan ini dapat membantu semua pihak yang mengoperasikan kandang tertutup dan memberikan kesuksesan dalam mengoperasikan kandang tertutup. Serta memberi pemahaman secara urut dan sedikit lengkap terhadap siapa saja yang ingin mempelajari kandang tertutup.